pesaingan bisnis kolam pancing

Bisnis pemancingan yang memiliki prospek cerah tentu membuat orang tergiur untuk membukanya. Tapi tidak sedikit pula pemancingan lama harus menerima kenyataan dengan kurangnya peserta. Bahkan banyak juga pemancingan yang sepi dari pemancing. Sepi dari pemancing barangkali masih lumayan. Tapi, tidak sedikit harus tutup karena bangkrut. Permasalahan ini tentu saja membuat pusing pemilik atau pengelolanya.
Pemilik Kobak Sumur Mangga (KSM), Endang misalnya, mencoba menggaet pemancing dengan bonus dan jackpotikan pita untuk pemancing yang rajin ikut lomba mingguan. Bonus berupa uang tunai dua juta rupiah akan diberikan Endang kepada pemancing yang mengikuti lomba mingguan di tempatnya selama 8 kali berturut-turut. Sementarajackpot ikan pita berupa uang bagi peserta lomba yang berhasil mendapat ikan pita sebanyak 7 ekor.
Sepinya pemancing juga dirasakan pengelola Jambu Mede, Marsino yang baru kurang lebih satu bulan mengelola Jambu Mede dan harus ‘bertarung’ mati-matian menggaet pemancing. Apalagi di kawasan Ciledug sudah tidak terhitung lagi jumlah pemancingan. Sama seperti KSM, Marsino juga memberikan bonus ikan dalam setiap lomba

.
Foto_Fokus_Kolam_Abah_Neih.jpg

Tidak mau kalah dengan pemancingan lain, pengelola pemancingan Telaga Swadarma pun menawarkan bonus potongan tiket seratus ribu bagi pemancing yang mancing sebanyak 10 kali. Menurut Adang, Telaga Swadarma tidak terkena pengaruh dengan banyaknya pemancingan. Apalagi, lanjut Adang, pemancing yang biasa mancing rata-rata member. “Tujuh puluh persen sudah member,” katanya.
Berbeda dengan pemancingan Martin di Pamulang. Tidak jauh berbeda dengan Adang, Bambang selaku kepercayaan pemilik Martin mengaku tidak terpengaruh imbas dari banyaknya pemancingan. “Sampai saat ini stabil,“ kata Bambang sambil mengatakan di kolam Martin menerapkan sistem member.
Abah Neih pemilik pemancingan yang juga bernama Abah Neih, mengakui semua hal itu. “Kalau ngga pandai-pandai mensiasati bisnis ini, kita sendiri terjerumus alias bangkrut,” ungkapnya. Dalam mensiasati untuk menjaga nama baik di mata pemancing Abah Neih banyak memberi bonus ikan dan doorprize di saat lomba.
Doorprize yang saya berikan pernah handphone, alat elektronik dan lainnya, selain itu bonus ikan. Ini semua saya ambil dari uang sendiri bukan dari tiket. Pemancing itu tahu kalau kita ngga fair dalam lomba,” ungkapnya. Abah Neih mengakui ia tidak banyak mengambil untung. Untuk pemasukan, Abah Neih meraihnya dari kantin.

Reputasi sebuah pemancingan


Reputasi sendiri sebenarnya dapat dibentuk oleh para pemilik pemancingan dengan cara melakukan service yang baik kepada para pemancing, salah satu contoh adalah bagaimana cara berbaur atau berinteraksi dengan pemancing.
Dengan pendekatan demikian otomatis pemancing akan menilai reputasi pemancingan itu dengan cara menilai pemilik kolam. Sebenarnya apabila kita bisa membentuk suatu hubungan baik dengan para pemancing, maka point plus sudah didapat oleh pemancingan itu, karena dalam pandangan pemancing terlebih dahulu terbentuk dalam benak adalah image yang melekat tentang baik atau buruknya pelayanan yang diberikan pemilik atau pengelola.


Perlu diingat bahwa faktor reputasi merupakan satu dari sekian banyak faktor mengapa bisa dijadikan alasan tentang ramaiatau sepinya suatu pemancingan. Dengan terbentuknya reputasi di benak pemancing pastinya akan meningkatkan keingintahuan tentang pemancingan itu oleh para mania lainnya.

Kini, selama persaingan itu berjalan sehat dan fair memang sah-sah saja para pengelola melakukan berbagai upaya guna menarik para pemancing. Namun, yang lebih penting lagi faktor kenyamanan dan transparansi yang menjadi faktor utama agar pemancing bisa betah mancing tanpa harus berpindah-pindah tempat.

0 Response to "pesaingan bisnis kolam pancing"

Posting Komentar